Belajar Kesehatan Seksual dan Reproduksi sama dengan Belajar Pornografi?
Mitos!
Pornografi bukanlah sebuah alat edukasi yang benar dalam menyampaikan informasi mengenai kesehatan reproduksi dan seksualitas. Kebanyakan pornografi memperlihatkan adegan yang tidak nyata dan tidak memperlihatkan hubungan yang baik. Pornografi juga biasanya merendahkan status perempuan dan memicu remaja melakukan hal yang sama.
Hak-hak kesehatan seksual dan reproduksi (Kespro) adalah bagian penting dari kesehatan dan kesejahteraan remaja secara menyeluruh. Hal ini adalah hak dasar manusia yang masing-masing individu dapat memutuskan, kapan dan dengan siapa mereka menjalin hubungan, kapan dan dengan siapa mereka memiliki anak, bebas dari diskriminasi, paksaan dan kekerasan.
Apa yang dicakup oleh Kespro?
Kesehatan seksual dan reproduksi tidak hanya tentang seks, banyak hal lain juga seperti: perubahan yang kamu alami saat pubertas, cara merawat diri, soal hubungan, penyakit seksual menular, seksualitas, rencana keluarga, kesuburan dan kehamilan, kontrasepsi, dan budaya seputar jenis kelamin dan seks.
Mengapa penting untuk memiliki Kespro?
Ada banyak alasan mengapa kespro itu penting:
- Menyikapi mitos dan kesalahan informasi seputar kespro yang bisa memicu praktik yang berbahaya dan perilaku seksual yang berisiko.
- Membantu remaja untuk mengarahkan perubahan fisik selama pubertas dan mengajarkan bagaimana merawat tubuh.
- Mengatur hubungan, perubahan emosional dan sosial. Perubahan tersebut mungkin terjadi dalam bagaimana cara kita berpikir, bertindak, dan merasakan dalam dinamika hubungan keluarga dan pertemanan.
- Kespro itu penting agar remaja memahami prilkaku seks yang aman dan pencegahan Penyakit seksual menular.
- Kespro itu penting untuk memahami persetujuan, penyalahgunaan, dan mempelajari hubungan yang sehat.
- Kespro itu penting untuk memahami kehamilan dan mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
So, pendidikan dan informasi yang benar mengenai kesehatan seksual dan reproduksi merupakan dasar bagi anak-anak dan remaja untuk dapat berperilaku dan bertindak benar dalam mengambil keputusan terkait perilaku seksual dalam hidupnya.***
