Gerakan feminisme pertama belum sepenuhnya mencapai pemenuhan hak-hak perempuan secara utuh, baik secara ideologi maupun fisiologi.
“Feminisme gelombang kedua” mengidentifikasi periode aktivitas feminis dari awal 1960-an hingga akhir 1980-an yang melihat ketidaksetaraan budaya dan politik sebagai hal yang saling terkait.
Ketika feminisme gelombang pertama berfokus pada hak-hak absolut seperti hak pilih, feminisme gelombang kedua fokus pada masalah kesetaraan budaya lainnya, seperti reproduksi, pengasuhan anak, kekerasan seksual, seksualitas perempuan, dan masalah domestisitas.
Feminisme gelombang kedua bertemakan “Women’s Liberation” yang muncul dalam buku The Second Sex karya Simone de Beauvoir. Ungkapan tersebut pertama kali digunakan pada tahun 1966 yang dianggap sebagai gerakan kolektif yang revolusionis.
Tiga tahun sebelumnya, pada tahun 1963, seorang penulis dan aktivis feminis asal Amerika, Betty Friedan menerbitkan The Feminine Mystique menjadi suara untuk ketidakpuasan dan disorientasi yang dirasakan perempuan saat dihambat ke posisi rumah tangga setelah lulus kuliah.
Dalam buku itu, Friedan mengeksplorasi akar perubahan peran perempuan dari tenaga kerja penting selama Perang Dunia II kembali menjadi ibu rumah tangga pasca perang.
Dua Aliran Feminisme di Amerika
Dalam sejarahnya, feminisme gelombang kedua di Amerika dibagi dalam dua kelompok, yakni kelompok kanan dan kelompok kiri.
Kelompok kanan cenderung bersifat liberal yang bertujuan untuk memperjuangkan partisipasi perempuan di seluruh kehidupan sosial, dengan kesetaraan hak dan kewajiban dengan laki-laki.
Aliran kedua, yaitu kelompok kiri bersifat lebih radikal. Feminisme radikal berakar dari ketimpangan para feminis yang merasa tidak terfasilitasi dalam feminisme liberal karena perbedaan kelas, ras, dan protes terhadap kekejaman Amerika dalam perang Vietnam.
Feminisme radikal berkonsepkan “Consciousness Raising” dengan paham “The Personal is Political”, di mana mereka berasumsi bahwa perempuan telah dipaksa oleh patriarki untuk bersikap apolitis, mengalah, dan lemah kembut.
Aliran kiri menentang kontes-kontes kecantikan karena beranggapan kontes-kontes tersebut sebagai ajang mengeneralisasikan standar kecantikan yang melemahkan posisi perempuan.
Kelompok Feminisme Kanan dan Kiri di Inggris
Sementara itu, kelompok kanan di Inggris terbentuk kuat di kalangan wanita pekerja. Mereka melaksanakan pemogokan untuk menuntut persamaan upah.
Sedangkan kelompok kiri beralaskan paham sosialis Marxisme.
Dalam buku berjudul “Marxism and the Oppression of Women: Toward a Unitary Theory” yang ditulis oleh Lise Vogel, paham tersebut berangkat dari konsep Women Question.
Namun dalam The British National Women‟s Liberation Conference pada 1970, aliran kanan dan kiri di Inggris bersatu dan menyerukan satu feminisme.
Mereka secara kompak menuntuk persamaan upah, persamaan pendidikan dan kesempatan kerja, alat kontrasepsi gratis, tempat penitipan anak 24 jam, dan ketersediaan aborsi sesuai kebutuhan.
Dapat disimpulkan bahwa fokus dalam feminisme gelombang kedua ini adalah isu perempuan sebagai kelompok tertindas dan tubuh perempuan sebagai situs utama penindasan tersebut.