Oleh: Rusmawati Puput
Pentingnya topik ini untuk peningkatan kesadaran akan perbedaan risiko, gejala dan pengelolaan penyakit Alzheimer pada perempuan yang memungkinkan pencegahan yang lebih baik, diagnosis dini, serta perawatan yang lebih tepat dan terfokus bagi perempuan yang terkena penyakit ini.
Apa itu Alzheimer?
Alzheimer adalah penyakit Neurodegeneratif yang paling umum dan menjadi penyebab utama demensia di seluruh dunia. Menurut (Aguila, 2015) Alzheimer adalah suatu penyakit yang ditandai dengan demensia yang biasanya dimulai dengan penurunan daya ingat, penurunan kemampuan mengenali sesuatu yang perlahan menjadi semakin parah akibat gangguan di dalam otak, tanda lainya seperti kebingungan, penilaian yang buruk, gangguan berbicara, agitasi, penarikan diri, dan halusinasi.
Prevalensi Alzheimer
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 50 juta orang di seluruh dunia menderita demensia pada tahun 2020 dan sekitar 60-70% kasus demensia disebabkan oleh Alzheimer. Prevalensi Alzheimer meningkat seiring bertambahnya usia yaitu sekitar 5-8% orang berusia di atas 65 tahun menderita Alzheimer sedangkan hampir setengah dari populasi di atas usia 85 tahun menderita kondisi ini.
Alomedika.com menjelaskan Alzheimer dilaporkan lebih tinggi pada negara berpenghasilan tinggi dibandingkan negara berpenghasilan lebih rendah seperti Indonesia dan negara-negara Afrika. Jepang merupakan negara yang dilaporkan memiliki prevalensi tertinggi, dengan 3079 kasus per 100,000 populasi.
Menurut dr. Saphira Evani dalam website Alomedika, data epidemiologi memperkirakan bahwa penyakit Alzheimer diproyeksikan meningkat 2 kali lipat setiap 5 tahun dan akan mencapai 152 juta pada tahun 2050. Estimasi penderita dementia di Indonesia pada tahun 2019 sebesar 987.673 dan diperkirakan akan meningkat terus menjadi 3.399.285 pada tahun 2050.
Lalu apa yang menjadi factor resiko pada Alzheimer? Yang pertama adalah faktor usia, genetic, gaya hidup, penyakit Kardiovaskular seperti hipertensi, diabetes, dan hiperkolesterolemia dan aktivitas kognitif dimana melakukan aktivitas yang merangsang otak seperti membaca, menulis atau memecahkan teka-teki dapat membantu menjaga kesehatan otak loh!.
Perempuan Lebih Rentan Alzheimer?
Penyakit Alzheimer menunjukkan gejala yang berbeda antara pria dan wanita, serta memiliki kerusakan area yang berbeda pada otak. Wanita lebih mungkin menderita penyakit Alzheimer karena mereka memiliki usia harapan hidup yang lebih panjang dan perubahan hormonal yang khas pada penuaan perempuan. Perbedaan ini berarti perlunya penanganan yang berbeda antara pria dan wanita untuk penyakit Alzheimer.
Dalam blog RSUD Ciawi dikatakan bahwa riset juga mengindikasikan bahwa wanita lebih mungkin mengalami penyusutan otak lebih awal dibandingkan pria, serta kehilangan area abu-abu pada otak lebih banyak daripada pria ketika awal menderita penyakit ini. Pria, sebaliknya, lebih mungkin mengalami penurunan kemampuan berpikirnya dibandingkan wanita ketika awal didiagnosis. Menurut website Alomedika.com dikatakan juga perempuan dilaporkan lebih banyak terkena penyakit Alzheimer dibandingkan laki-laki meskipun perbedaanya tidak terlalu bermakna.
Namun dikatakan juga oleh Dr. Clinton Wright, pembaca ilmiah dari Evelyn F. McKnight Brain Institute di University of Miami Miller School of Medicine bahwa masih diperlukan banyak informasi tambahan untuk mengetahui apakah hasil perbedaan ini disebabkan oleh gender atau ada faktor lain.
Kenapa Perempuan Lebih Rentan Alzheimer?
Apa saja sih faktor yang membuat perempuan rentan terhadap Alzheimer?
Pertama, ada faktor genetik dimana dijelaskan oleh Indradjaja dalam Docquity.com bahwa perempuan memiliki dua kromosom X yang meningkatkan kemungkinan memiliki tingkat protein Tau yang lebih tinggi di otak yang dianggap sebagai salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap penyakit Alzheimer.
Kedua, ada faktor hormonal yang dijelaskan dalam website sejawat.co.id seperti Estrogen, hormon steroid yang diproduksi terutama oleh ovarium, serta kelenjar adrenal, jaringan lemak dan otak, berperan dalam jalur pensinyalan lainnya, beberapa di antaranya terkait dengan fungsi kognitif atau perlindungan.
Ketiga, adanya faktor biologis dimana perempuan biasanya hidup lebih lama dibandingkan pria dan perbedaan biologi ini dapat mempengaruhi kemungkinan penyakit Alzheimer.
Keempat, ada faktor usia dimana perempuan lebih sering mencapai atau melebihi usia 85 tahun yang menjadi faktor risiko utama penyakit Alzheimer.
Lalu ada faktor lain yang dianggap juga memiliki pendukung munculnya penyakit Alzheimer yaitu riwayat keluarga dan genetika, gangguan kognitif, trauma kepala, polusi udara dan konsumsi alkohol berlebihan.
Dampak Alzheimer pada Perempuan
Apa saja sih dampak Alzheimer pada perempuan?. Ternyata dampak Alzheimer pada perempuan dapat dilihat pada beberapa aspek yaitu;
Aspek Sosial: Perempuan yang menderita Alzheimer dapat mengalami perubahan perilaku yang mempengaruhi interaksi sosial dan dapat membuat mereka menjadi lebih terisolasi.
Aspek Ekonomi: Alzheimer dapat mempengaruhi keterampilan kerja dan kemampuan perempuan untuk bekerja yang pada akhirnya dapat mengurangi pengurangan pendapatan dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Aspek Psikologis: Perempuan penderita Alzheimer dapat mengalami stres, depresi dan kecemasan yang dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka.
Dukungan dari keluarga, masyarakat dan sistem medis memiliki peran penting dalam mengurangi dampak Alzheimer pada perempuan. Dukungan ini meliputi bantuan dalam perawatan, keuangan dan psikologis, serta membantu mengurangi stres dan depresi yang mungkin muncul akibat penyakit ini. Faktor dukungan yang kuat dari berbagai lapisan sosial, termasuk dukungan ekonomi dan budaya juga berperan penting dalam memfasilitasi manajemen penyakit dan meningkatkan kualitas hidup perempuan yang terkena dampak Alzheimer.
Jadi jangan lupa, bahwa wanita lebih mungkin menderita Alzheimer karena mereka memiliki usia harapan hidup yang lebih panjang dan perubahan hormonal yang khas pada penuaan perempuan, perbedaan biologi karena jenis kelamin dan perbedaan sosial-budaya (peran gender) dapat mempengaruhi risiko Alzheimer. Jadi mari jangan kita lupakan pola hidup sehat untuk mencegah kita terkena Alzheimer yaitu dengan cara menjaga kesehatan jantung, menghindari makanan dengan lemak jenuh, gula, garam yang tinggi, rajin dalam mengonsumsi sayur dan buah segar, menghindari stress dan mengikuti rekomendasi jenis olahraga untuk para lansia.
Sumber:
RSUD Ciawi. (2016). Alzheimer berbeda antara pria dan wanita. http://rsudciawi.bogorkab.go.id/index.php/detail/196/Alzheimer-Berbeda-Antara-Pria-dan-Wanita.
Evani, Saphira. Epidemiologi Alzheimer. https://www.alomedika.com/penyakit/neurologi/alzheimer/epidemiologi
Indradjaja, Patrick. (2023). Dampak Hormon Seks pada Progresivitas Alzheimer di Otak. https://docquity.com/id/articles/dampak-hormon-seks-pada-progresivitas-alzheimer-di-otak/
Mengapa Perempuan Lebih Berisiko Menderita Alzheimer. https://sejawat.co.id/article/detail/mengapa-perempuan-lebih-berisiko-menderita-alzheimer-1695782358.