Gelombang Gerakan Feminisme – Bagian III

  • Whatsapp

Gerakan feminisme berikutnya dimulai pada awal 1990-an sebagai respons terhadap apa yang dianggap oleh perempuan muda sebagai kegagalan gelombang kedua.

Feminisme gelombang ketiga memeluk individualisme dan keanekaragaman dan berusaha untuk mendefinisikan kembali apa artinya menjadi seorang feminis.

Ada tiga hal yang mendorong terjadinya perubahan konsep-konsep feminisme. Pertama, aktivis feminisme melihat bahwa konsep tersebut bersifat rasis dan etnosentris yang hanya mewakili perempuan kulit putih dan berasal dari kelas menengah, sedangkan memarjinalkan perempuan dari kelompok etnis dan kelas lainnya.

Kedua, feminis gelombang kedua dianggap belum sepenuhnya menyuarakan isu “sexual difference”.

Dan faktor yang terakhir adalah di luar feminisme, terjadi perkembangan teori-teori postmodernisme, poststrukturalisme dan postkolonialisme yang kemudian bersinggungan dengan perkembangan feminisme.

Ketika gelombang kedua tumbuh di mana politik bersinggungan dengan budaya, seperti “Kennedy, Perang Vietnam, hak-hak sipil, dan hak-hak wanita”. Sebaliknya, gelombang ketiga muncul dari budaya “Punk-rock, hip-hop, majalah, produk, konsumerisme, dan Internet”.

Feminisme Gelombang Ketiga vs. Post-Feminisme

Dalam perkembangannya, feminisme telah mencapai akhir ketika menapaki fase selanjutnya, yaitu feminisme gelombang ketiga.

Namun, terdapat istilah lain yang berselisih dengan feminisme gelombang ketiga, pergerakan ini disebut sebagai postfeminisme.

Keduanya dianggap memiliki definisi dan tujuan yang berbeda dalam perkembangan feminisme. Selain itu, perbedaan juga terlihat dari aktivis-aktivis yang terlibat dan sifat di antara keduanya. Feminisme gelombang ketiga bersifat global, aktifis, dan akademis sementara postfeminisme lebih bersifat individualistik, konsumtif, dan populer.

Istilah postfeminisme yang disarankan pada awal tahun 1990-an digunakan untuk menyarankan bahwa perempuan tidak lagi membutuhkan feminisme. Di saat yang bersamaan, feminisme gelombang ketiga muncul untuk reartikulasi feminisme di gelombang sebelumnya.

Kemunculan keduanya merupakan istilah yang sangat diperebutkan untuk mendefinisikan kelompok generasi dan politik yang lahir setelah masa kejayaan gerakan feminisme gelombang kedua.

Namun, terlepas dari berbagai kontradiksi antara keduanya, feminisme gelombang ketiga dan postfeminisme memiliki banyak persamaan. Bahkan kedua istilah digunakan untuk memayungi seluruh perkembangan feminisme pasca 1970-an.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *