SUMEDANG-Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Sapa Institute di beberapa wilayah Kabupaten Sumedang, sebanyak 96,3% dari 54 orang responden mengaku pernah melihat atau mendengar Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA). Informasi terkait KtPA tersebut kebanyakan diperoleh dari siaran TV, internet, lingkungan sekitar, tetangga, keluarga dan juga beberapa kejadian di lingkungan sekolah. Di sisi lain berdasarkan data yang sama, sebanyak 98,4% mengharapkan perlu adanya lembaga layanan untuk masyarakat.
Berdasarkan data tersebut Sapa Institute merancang program dengan PD Persis Sumedang dengan nama “Penguatan Bidgar Konsultasi Keluarga PD Persis Sumedang sebagai Lembaga Layanan untuk Pendampingan dan Penghapusan KtPA” (23/06/2022). Rancangan program ini bertujuan memperkuat Persis sebagai layanan berbasis komunitas yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu satu tahun.
Rangkaian kegiatan program dimulai dari pemetaan masalah kekerasan, penguatan kapasitas dengan diskusi reguler dan pelatihan paralegal, penyusunan SOP penanganan kasus dan pendampingan. Program tersebut disambut baik oleh perwakilan peserta yang hadir.
Ketua PD Persis, Saeful Bachri M.Pd menyampaikan bahwa menghapuskan kekerasan adalah hal yang sering kita lupakan, padahal Islam menyerukan untuk menghapuskannya. Oleh karena itu, PD Persis Sumedang siap terlibat dalam penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Pilihan PD Persis Sumedang sebagai Piloting Bigdar Konsultasi Keluarga karena Jama’ahnya sangat potensial dan memiliki akses lebih dekat dengan masyarakat. Selain itu, sejak tahun 2016, Sapa Institute telah membangun komunikasi dan koordinasi antar lembaga dengan Persis terkait dengan penguatan keberagaman, toleransi dan anti kekerasan terhadap perempuan. Persis juga sudah pernah bekerjasama dengan Sapa Institute dalam Program Eliminasi TB.*** (Vini Zulva).
